Bukan Sial
Sial? Aku sendiri tak tahu mengapa ada kata itu di dunia. Yang kutahu kata itu melambangkan ketidakkehendakan kita terhadap sesuatu tetapi itu yang terjadi. Tidak ridho.
Entahlah, padahal tak ada sesuatu pun yang terluput dari rencanaNya, tak ada yang tanpa hikmah.
Maka hari ini dan hari kemarin tak pantas disebut sial.
Meski memang kejadian yang tidak nyaman berturut-turut terjadi
Kemarin Hp jatuh ke dalam air. Tentu saja hank.
Hp dimatikan, tak ada info yang masuk, jangankan info, jam berapa saat itu pun tak tahu. baterai jam mati semua. Hp yang satu lagi lowbet, sedang casnya hilang, entah dimana.
Hari ini, jam 7 akan presentasi di kelas, tiba-tiba laptop mati ngedadak, ikutan error.
Minjem kipas angin teman kost-an untuk mengeringkan Hp berharap bisa digunakan lagi untuk menghubungi teman kelompok yang bisa ngebantuin. Tapi....kisapnya tiba-tiba rusak juga. akhirnya Hp dinyalain dengan paksa.
Jam 6.13 WIB. Masuk ke kamar mandi, airnya tiba-tiba g ngalir, sementara ember penampungan kosong melompong.
Nunggu-nunggu. hingga akhirnya alhamdulillah ngalir lagi menjelang jam 7.
Alhasil ke kampus jam 7 lewat. Telat.
Dikelas, ngisi absen, merogoh tas, pas tangan dikeluarin, tedeeeengggg....belepotan tinta dimana-mana, ternyata pulpennya banjir. Isi tas semuanya kotor terlumuri tinta, termasuk HP dan laptop.
Tarik nafas panjang, istigfar berkali-kali. Menuju toilet kampus. lantai 1, "sedang dibersihkan", terkunci.
Ke lantai 2 sama saja. Akhirnya harus kelantai 3. Disitu g ada sabun, jadi tangannya masih belepotan, jorok.
Ke kelas lagi. Terdiam, merenung.
Pengen shalat taubat tapi lagi g shalat.
ASLI! Pengen nangis sejadi-jadinya.
Apalagi kondisi tubuh sedang ngedrop. Suara sendu, flu lagi, suhu tubuh meningkat, demamnya kambuh, kepala puyeng.
Tidak sampai disitu, amanat-amanat lain menunggu untuk diselesaikan. Beberapa orang yang terkait menagih realisasinya. MasyaAllah...
Tapi......ya itu. Satu kalimat yang menenangkan kembali terngiang. Hati mulai berbisik. "Allah tak akan membebani manusia diluar kesanggupannya". Tuhan tahu kita mampu, maka itu yang berlaku.
Tak boleh cengeng, manja! Toh akhirnya semua akan berakhir, hidup itu ujian. Semuanya sementara saja.
Menghadapi kejadian yang seperti ini, pilihan kita hanya 2, mau meraung-raung bertanya kenapa terjadi, menangis sejadi-jadinya, menyalahkan yang entah harus dialamatkan ke siapa. Atau tenang...tenang! Istigfar banyak-banyak, ingat Allah, lalu mengambil hikmah atas segala kejadian. Intropeksi diri.
Maka ini yang akan membedakan level seseorang, akhirnya "down or up".
Allah Maha Melihat. Just believe it! ^_^
Leave a Comment