Menunggu, Level Latihan Sabar Terendah
Menunggu.
Siapa yang senang berada dalam kondisi ini?
Apalagi ketika yang ditunggu tak kunjung muncul, ketika harap seakan tak kunjung bertemu dengan kenyataan.
Untuk sesuatu yang kita anggap penting agar segera tersampaikan, untuk hal-hal yang rasanya perlu segera terealisasikan, ditunaikan.
Ah...betapa ribetnya! Hingga entah berapa banyak kalimat pun paragraf yang telah dan akan diutaran para penunggu untuk menggambarkan kondisi tidak mengenakkan ini. Termasuk kalimat "Waktu seakan berjalan lambat bagi orang-orang yang menunggu." Cieeee....haha.
Tapi, bukankah segala sesuatu, apapun itu, diciptakan ada maksudnya?
Bukankah justru selama ini yang tejadi dalam hidup kita adalah cara untuk kita berlatih, terlatih agar jadi "Manusia sesungguhnya"?
Maka, saya penasaran dengan perihal satu ini.
Dan berpikir...apa jadinya bila hal ini ditiadakan saja?
Jadi...di dunia ini tak ada orang yang dibuat menunggu.
Segala sesuatunya yang diinginkan akan terealisasi saat itu juga.
Lalu berbagai pikiran hinggap bergantian dipikiran saya.
Bagaimana repotnya kita saat semua yang kita inginkan segera terpenuhi? Tak usah menunggu! Mau uang, kedudukan, kendaraan, pasangan hidup, dan segala sesuatunya langsung ada!
Apa kabar dengan usaha, tawakkal, istiqomah dan teman-temannya?
Hanya soal menunggu ini saja diatiadakan maka akan banyak tatanan yang rusak, anjuran yang mungkin terabaikan, ditinggalkan.
Atau...yang paling simple ya ini, soal Latihan SABAR.
Saya rasa hampir semua orang tahu ini. Bahkan waktu kecil saat ditanya, "Apa gunanya menunggu?" Maka akan saya jawab "Biar bisa sabar, Bu guru!" ^_^ Mungkin demikian dengan anak lainnya.
Ya, bila tak ada kata "Menunggu" maka harus dengan apalagi kita berlatih Sabar?
Sedangkan, seperti yang kita ketahui bersama pula bahwa yang namanya "Sabar" itu selalu berkaitan dengan hal-hal yang tidak mengenakkan, penderitaan, dan kesedihan.
Karena "Sabar" memang hal yang penting untuk dimiliki setiap orang biar bisa kuat! Wonder woman? Kalah! Hee. Lebih dari itu, ini anjuran agama.
Saya khawatir jangan-jangan...akibat ketiadaan "Menunggu" ini maka tingkat kesengsaraan kita akan meningkat. Ya, bisa dikatakan ujian kita untuk mencapai tingkat "Sabar" akan naik levelnya. Mungkin bisa berupa kesakitan, kemiskinan, kelaparan, kehilangan, dan segala bentuk ketidaknyamanan yang lebih dari level "Menunggu" ini.
Lebih dari level "Menunggu"?
Ya, karena menunggu hanya soal waktu. Meski dengan segala alasan, misalnya "Kan kita tak tahu harus berapa lama? Bagaimana bila harus seumur hidup kita melakukannya?"
Hmm..bisa jadi! Tapi paling tidak "Menunggu" bisa dilakukan "nyambi". Sambil memperbanyak baca, sambil merenggangkan otot, sambil memperhatikan sekitar lantas berpikir tentang hal-hal baik yang bisa dilakukan, sambil menikmati perguliran waktu dan menghayati setiap karunia yang dimiliki, merenungi kejadian dan mengambil hikmahnya. Emm..termasuk sambil mencari inspirasi nulis. Haha...
"Menunggu" dijamin tak akan menyakiti siapa-siapa.
"Hanya soal waktu", dan waktu bukan sesuatu yang menyakiti bila dilalui dengan baik-baik saja.
Ya, bisa nyambi itu tadi! ^_^
Fisik tak mengapa, batin malah makin kuat.
Semua ada waktunya, yang tepat!
Betapa..."Menunggu ini hanya soal level latihan sabar yang terendah"
Hadapi, Hayati, Nikmati ^_^
#16:59 Ngantri di perpustakaan kampus
Leave a Comment