Mencoba Memahami Dosen
Pagi ini 11:08 di selasar lantai 2 fakultas, saya mencoba membuka situs ol.akademik tapi tak kunjung berhasil. Layar putih saja yang terpampang, padahal deadline ngisi KRS tinggal 2 hari lagi. Emm...mungkin mahasiswa-mahasiswa lain juga sedang menyerbu situs ini sehingga loading begini, entahlah.
Minggu-minggu ini memang adalah minggu tersibuk bagi para penggiat kampus. Dosen, mahasiswa, hingga pegawai terlihat bolak-balik dari lantai 1 ke lantai lainnya. Masih jadwal libur memang, tapi tidak bagi segelintir orang di kampus, terlebih di fakultas ini. Justru hari-hari terakhir ini adalah hari yang paling menentukan kelanjutan dari kisah partisipasi dalam keilmuan.
Seorang teman menghampiri dengan selembar form nilai tesis 1. Hari ini ia ada janji ketemu dosen pembimbing. Beberapa hari sibuk di kampus, hari ini ia berharap sudah dapat nilai setelah menyusun kembali proposalnya.
"Sibuk Fa. Kemarin aja pas saya ketemu ibu itu, mukanya rada ketus. Terus buru-buru." Katanya saat saya tanya tentang dosen yang akan saya temui.
"Oh, hampir semua dosen juga bakal gitu yah teh? Banyak pikiran bikin mukanya tertekuk, padahal nggak lagi marah. Kebayang kan banyaknya mahasiswa di fakultas ini, dengan jumlah dosen yang tak seberapa. Kalau semua mahasiswa punya kepentingan masing-masing, repot bener tuh. Misalnya kalau ada nilai mahasiswa yang kurang di mata kuliahnya, belum lagi banyak yang mau perwalian, terus ada kepentingan ini dan itu, rapat-lah, apalagi akhir semester begini, harus banyak persiapan." Membayangkan ini saya ikut prihatin. Teman saya manggut tersenyum.
Boleh jadi memang, kita sebagai mahasiswa menilai yang tidak-tidak terhadap perlakuan dosen. Merasa ini tidak adil, mencap dosen tidak profesional atau apalah. Tapi, mungkin kita hanya tidak tahu saja tentang apa-apa yang harus dikerjakan dosen, sebab sehingga mereka seakan belum punya waktu untuk kita.
Stay positif. Dan selamat menunggu.
Semoga dikemudian hari, saat giliran kita jadi dosen, mahasiswa-mahasiswanya penuh pengertian. Hee...aamiin. ^_^
Minggu-minggu ini memang adalah minggu tersibuk bagi para penggiat kampus. Dosen, mahasiswa, hingga pegawai terlihat bolak-balik dari lantai 1 ke lantai lainnya. Masih jadwal libur memang, tapi tidak bagi segelintir orang di kampus, terlebih di fakultas ini. Justru hari-hari terakhir ini adalah hari yang paling menentukan kelanjutan dari kisah partisipasi dalam keilmuan.
Seorang teman menghampiri dengan selembar form nilai tesis 1. Hari ini ia ada janji ketemu dosen pembimbing. Beberapa hari sibuk di kampus, hari ini ia berharap sudah dapat nilai setelah menyusun kembali proposalnya.
"Sibuk Fa. Kemarin aja pas saya ketemu ibu itu, mukanya rada ketus. Terus buru-buru." Katanya saat saya tanya tentang dosen yang akan saya temui.
"Oh, hampir semua dosen juga bakal gitu yah teh? Banyak pikiran bikin mukanya tertekuk, padahal nggak lagi marah. Kebayang kan banyaknya mahasiswa di fakultas ini, dengan jumlah dosen yang tak seberapa. Kalau semua mahasiswa punya kepentingan masing-masing, repot bener tuh. Misalnya kalau ada nilai mahasiswa yang kurang di mata kuliahnya, belum lagi banyak yang mau perwalian, terus ada kepentingan ini dan itu, rapat-lah, apalagi akhir semester begini, harus banyak persiapan." Membayangkan ini saya ikut prihatin. Teman saya manggut tersenyum.
Boleh jadi memang, kita sebagai mahasiswa menilai yang tidak-tidak terhadap perlakuan dosen. Merasa ini tidak adil, mencap dosen tidak profesional atau apalah. Tapi, mungkin kita hanya tidak tahu saja tentang apa-apa yang harus dikerjakan dosen, sebab sehingga mereka seakan belum punya waktu untuk kita.
Stay positif. Dan selamat menunggu.
Semoga dikemudian hari, saat giliran kita jadi dosen, mahasiswa-mahasiswanya penuh pengertian. Hee...aamiin. ^_^
Leave a Comment