"Modus"? Maaf, terima kasih.
"Assalamu'alaikum, ini dengan siapa?" Langsung saya seloroh dengan tanya si penelpon tak dikenal itu.
"Wa'alaikum salam, halo." Suara dari ujung sana terdengar ragu. Diulangnya kata "halo" berkali-kali.
"Iya, halo ini dengan siapa??!!" Saya besarkan volume suara.
"Ini dengan teh Ipa?" Yang ditanya malah balik nanya.
"Iya, ini siapa?"
"Ujang teh."
Saya nepok jidat *dalam hati. Siapa pula kenalan saya namanya Ujang? Lagipula semua cwo Sunda juga bergelar Ujang keleeeees. Ckckck.
"Ujang siapa? Ih, ini teh siapa?"
"Iya, ini dengan teh Ipa kan?" Semakin g jelas arah pembicaraannya.
"Saya matiin nih, 1..2.."
"Ya udah teh..." Tiiittt... Tiiit... ditutup.
Sontak saya terbahak. Semakin banyak saja orang aneh di bumi ini. Siapa yang nelpon, siapa yang kabur? Haha
Beberapa menit berikutnya, sms masuk
"Teh Ipa maaf nya"
Sms berikutnya
"Walaupun kita jauh kuberharap hati kita menyatu. Dan tiada kata yang kusembahkan selain kata...kurindu kamu"
Hahahha... yaelaaahhh...jaman apa ini? Masih ada jenis gombalan macam ini rupanya?
Saya cukup menikmati hiburan pagi ini. Sudah! Tidak perlu direspon. Maaf juga nya Ujang. Ckckck.
Entah ada apa dengan dunia ini, apa sudah sedemikian hebatnya si virus galau menyerang siapa saja? Sampai efeknya seperti ini, pengen ngomong tapi g ngerti maksudnya. Pengen disukai tapi caranya Hadeeeuuuhh....
Ini si Ujang masih dalam kategori "mendingan". Coz ada beberapa yang lebih parah, cuma miscall doank. Woooyyy...! Niat nelpon g sih? Berulang dan berulang lagi, sampai saya namain di kontak hp "si GaJe", "Entahlah", dan lain-lain.
Trus, adalagi orang yang g kalah absurdnya, tiap pagi cuma sms "Assalamu'alaikum." Nggak pernah dibales, dia g patah semangat. Sangat kurang kerjaan.
Sampai bikin saya termenung, Oh Tuhan..sudah separah apakah pengendalian diri kami manusia ini? Sehingga kami teh jadi berani, g berani gini. Berani cuma sampai batas "modus" doank, diladenin syukur, g yah cukup mendam dalam hati, menyuburkan galau nan gelisah. Ckckck.
Kemana rumus-rumus jitu yang sudah Engkau berikan lewat lembaran-lembaran ayat-Mu. Tentang menjaga Izzah, kudu' Bersabar, banyak-banyak Istigfar, dan tentang segala tips mengenai urusan hati?
Ah, kami manusia mungkin sudah banyak lupa. Atau mungkin memang tak peduli dengan perintah-Mu? Astagfirullah..
Jelas sekali, ini memang hal kecil saja, malah justru keciiillll sekali. Cuma soal "modus-modusan" Tapi, percaya atau tidak. Ketika tidak disikapi dengan baik, maka hal seperti ini akan berdampak besar untuk kelangsungan hari-hari setelahnya.
Misalnya, saya meladeni si Modus, terus penasaran, bertanya dia siapa, maunya apa, dan kenapa. Akhirnya dia merasa disambut, dan lagi-lagi dapat melakukan yang sama.
Tidak sampai disitu, bisa jadi rayuan yang dia keluarkan lama-lama beneran merasuk ke hati dan pikiran saya sehingga kemudian saya terpengaruh, luluh dan menjadi ritual keseharian, berujung dosa. Sudah bisa ditebak jalan ceritanya, karena banyak terjadi di mana-mana.
Nah, oleh karena itu, untuk tipe cwo-cwo seperti ini, satu-satu cara untuk menghentikan aksinya adalah "JANGAN PERNAH DILADENI! JANGAN PENASARAN!" Sebab prinsipnya, ketika seseorang seakan tidak dianggap keberadaannya, lama-kelamaan dia akan bosan sendiri, cape' sendiri, apalagi untuk urusan yang tidak jelas seperti ini, perasaan yang g jelas akan kemana dan tujuannya apa.
Memang saya akui, sebagai wanita, disenangi, dipuji, banyak fans, merupakan sesuatu yang punya efek nagih amat besar, bahagia yang luar biasa. Tapi, dibalik itu semua harus tersadari bahwa yang begini ini yang bisa merusak tatanan hati kita, berperan sebagai pengotor.
Lantas, bila belum masanya, dan memang belum ada yang benar-benar serius. Cwo-cwo semacam ini kudu' "dimusnahkan" dalam perjalanan catatan kehidupan. hehe...
Kudu' dicatat! "Lelaki yang baik adalah yang tidak modus-modusan"
Semoga kita segera berjodoh dengan tipe terakhir ini. aamiin... ^_^
# Pukul 08.18 Pagi. Lanjut beres-beres kamar
"Wa'alaikum salam, halo." Suara dari ujung sana terdengar ragu. Diulangnya kata "halo" berkali-kali.
"Iya, halo ini dengan siapa??!!" Saya besarkan volume suara.
"Ini dengan teh Ipa?" Yang ditanya malah balik nanya.
"Iya, ini siapa?"
"Ujang teh."
Saya nepok jidat *dalam hati. Siapa pula kenalan saya namanya Ujang? Lagipula semua cwo Sunda juga bergelar Ujang keleeeees. Ckckck.
"Ujang siapa? Ih, ini teh siapa?"
"Iya, ini dengan teh Ipa kan?" Semakin g jelas arah pembicaraannya.
"Saya matiin nih, 1..2.."
"Ya udah teh..." Tiiittt... Tiiit... ditutup.
Sontak saya terbahak. Semakin banyak saja orang aneh di bumi ini. Siapa yang nelpon, siapa yang kabur? Haha
Beberapa menit berikutnya, sms masuk
"Teh Ipa maaf nya"
Sms berikutnya
"Walaupun kita jauh kuberharap hati kita menyatu. Dan tiada kata yang kusembahkan selain kata...kurindu kamu"
Hahahha... yaelaaahhh...jaman apa ini? Masih ada jenis gombalan macam ini rupanya?
Saya cukup menikmati hiburan pagi ini. Sudah! Tidak perlu direspon. Maaf juga nya Ujang. Ckckck.
Entah ada apa dengan dunia ini, apa sudah sedemikian hebatnya si virus galau menyerang siapa saja? Sampai efeknya seperti ini, pengen ngomong tapi g ngerti maksudnya. Pengen disukai tapi caranya Hadeeeuuuhh....
Ini si Ujang masih dalam kategori "mendingan". Coz ada beberapa yang lebih parah, cuma miscall doank. Woooyyy...! Niat nelpon g sih? Berulang dan berulang lagi, sampai saya namain di kontak hp "si GaJe", "Entahlah", dan lain-lain.
Trus, adalagi orang yang g kalah absurdnya, tiap pagi cuma sms "Assalamu'alaikum." Nggak pernah dibales, dia g patah semangat. Sangat kurang kerjaan.
Sampai bikin saya termenung, Oh Tuhan..sudah separah apakah pengendalian diri kami manusia ini? Sehingga kami teh jadi berani, g berani gini. Berani cuma sampai batas "modus" doank, diladenin syukur, g yah cukup mendam dalam hati, menyuburkan galau nan gelisah. Ckckck.
Kemana rumus-rumus jitu yang sudah Engkau berikan lewat lembaran-lembaran ayat-Mu. Tentang menjaga Izzah, kudu' Bersabar, banyak-banyak Istigfar, dan tentang segala tips mengenai urusan hati?
Ah, kami manusia mungkin sudah banyak lupa. Atau mungkin memang tak peduli dengan perintah-Mu? Astagfirullah..
Jelas sekali, ini memang hal kecil saja, malah justru keciiillll sekali. Cuma soal "modus-modusan" Tapi, percaya atau tidak. Ketika tidak disikapi dengan baik, maka hal seperti ini akan berdampak besar untuk kelangsungan hari-hari setelahnya.
Misalnya, saya meladeni si Modus, terus penasaran, bertanya dia siapa, maunya apa, dan kenapa. Akhirnya dia merasa disambut, dan lagi-lagi dapat melakukan yang sama.
Tidak sampai disitu, bisa jadi rayuan yang dia keluarkan lama-lama beneran merasuk ke hati dan pikiran saya sehingga kemudian saya terpengaruh, luluh dan menjadi ritual keseharian, berujung dosa. Sudah bisa ditebak jalan ceritanya, karena banyak terjadi di mana-mana.
Nah, oleh karena itu, untuk tipe cwo-cwo seperti ini, satu-satu cara untuk menghentikan aksinya adalah "JANGAN PERNAH DILADENI! JANGAN PENASARAN!" Sebab prinsipnya, ketika seseorang seakan tidak dianggap keberadaannya, lama-kelamaan dia akan bosan sendiri, cape' sendiri, apalagi untuk urusan yang tidak jelas seperti ini, perasaan yang g jelas akan kemana dan tujuannya apa.
Memang saya akui, sebagai wanita, disenangi, dipuji, banyak fans, merupakan sesuatu yang punya efek nagih amat besar, bahagia yang luar biasa. Tapi, dibalik itu semua harus tersadari bahwa yang begini ini yang bisa merusak tatanan hati kita, berperan sebagai pengotor.
Lantas, bila belum masanya, dan memang belum ada yang benar-benar serius. Cwo-cwo semacam ini kudu' "dimusnahkan" dalam perjalanan catatan kehidupan. hehe...
Kudu' dicatat! "Lelaki yang baik adalah yang tidak modus-modusan"
Semoga kita segera berjodoh dengan tipe terakhir ini. aamiin... ^_^
# Pukul 08.18 Pagi. Lanjut beres-beres kamar
Leave a Comment