Nyanyi vs Muraja'ah
MasyaAllah, betapa "batas antara amal baik dan buruk itu hanya berbatas folder" begitu kira-kira makna yang disampaikan sebuah cerita dalam komik islami yang saya baca kemarin di gramedia. Judulnya kalau saya tidak salah ingat, "Berusaha Jadi Baik". Emm..entahalah pastinya.
Saya tertarik dengan cerita ini karena rasanya seperti lagi-lagi tertampar. Ya, beberapa kali saya merasa sebuah kejadian seperti mengingatkan saya untuk segera kembali ke jalan yang "seharusnya", untuk tidak kelamaan terlena. Subhanallah...
Beberapa hari ini saya memang senang sekali membuka folder "Let's Sing!" Mumpung kost-an memang sepi (saya ditinggal pulang kampung 2 rekan saya), lalu saya konser besar-besar, menikmati setiap alunannya. Beberapa kali malah terbawa makna kata-kata dalam lagu. Dan...saya lupa, ah, lagi-lagi lupa kalau "Mengawang-ngawang untuk sesuatu yang belum saatnya adalah sebuah kesia-siaan, bila tidak bisa disebut sebagai amal buruk", demikian yang selalu di sampaikan ustadz-ustadzah dulu.
Meski pun senang, semangat, dan berbagai perasaan bahagia lainnya yang timbul saat mendengarkan lagu-lagu tersebut, tapi....seperti ada yang hampa. Membuat saya mudah bosan dan akhirnya memutuskan untuk "mencari inspirasi" dengan membaca, gramedia tentu adalah pilihan mantap di kondisi krisis keuangan seperti sekarang ini. Hihi. Dan akhirnya, saya berjodoh dengan komik itu, membuka cerita itu. Kereeeen....
Muraja'ah. Ah, betapa hal ini selalu saya lakukan dulu saat masih di pesantren. Beberapa juz sempat bercokol di kepala, bahkan berpuluh-puluh hadist teringat dengan baik. Hmm..tapi itu dulu. Ya, semenjak lulus dari pesantren semua ingatan seperti terhapus sedikit demi sedikit oleh pergaulan, kesenangan dunia, dan mungkin juga dosa yang kian menggunung. Maka, hari ini, jangan tanya tersisa berapa juz atau hadist yang saya ingat? Ppfffttthhh..pengen nangis euy!
Tapi, lupa, terlena, belum tentu tak ingin lagi kan? Apalagi, janji akhirat selalu membayangi perbuatan-perbuatan baik seperti menghafal Qur'an ini.
Nah, saya pulang ke kost-an untuk mencoba-coba lagi bermuraja'ah. Dari magrib ke Isya, wuiiihhh benar-benar tidak mudah untuk kembali mengumpulkan ingatan yang entah ada di tumpukan mana. Padahal mengulangnya sudah dengan bantuan folder "Mari Muraja'ah", bersama ust. Musyari Rasyid, seperti di pesantren dulu. Tapi...mengapa susah bener? Sedangkan, lagu? jangan ditanya! Sekali dua kali saya dengar langsung bisa saya ulangi kembali. Bahasa asing susah? Tidak juga, karena beberapa lagu berbahasa Inggris pun bisa saya ingat dengan baik, maka harusnya ini tidak berlaku untuk bahasa Arab.
Ya Rabb, bila ini karena dosa, kumohon ampuni agar bisa segera mengembalikan "kejayaan" di masa lalu itu. aamiin
"Wahai diri, meskipun tidak semudah dulu, bukan berarti kau harus menyerah kan? Bahkan di luar sana ada orang tua yang kekuatan memory-nya sudah berkurang tapi tetap semangat menghafal, di luar sana ada orang yang tidak bisa melihat secara sempurna tapi tetap punya mimpi untuk jadi hafidz-hafidzah. Dan...di luar sana ada orang yang suaranya merdu sekali, cocok untuk jadi penyanyi, mungkin bakal ngetop, tapi dia lebih memilih menjadi pengaji yang selalu bisa melantunkan Al-Qur'an. Kamu? Masa baru gini udah nyerah? Tentu tidak kan?
Lanjut lagi! Bismillah...
Saya tertarik dengan cerita ini karena rasanya seperti lagi-lagi tertampar. Ya, beberapa kali saya merasa sebuah kejadian seperti mengingatkan saya untuk segera kembali ke jalan yang "seharusnya", untuk tidak kelamaan terlena. Subhanallah...
Beberapa hari ini saya memang senang sekali membuka folder "Let's Sing!" Mumpung kost-an memang sepi (saya ditinggal pulang kampung 2 rekan saya), lalu saya konser besar-besar, menikmati setiap alunannya. Beberapa kali malah terbawa makna kata-kata dalam lagu. Dan...saya lupa, ah, lagi-lagi lupa kalau "Mengawang-ngawang untuk sesuatu yang belum saatnya adalah sebuah kesia-siaan, bila tidak bisa disebut sebagai amal buruk", demikian yang selalu di sampaikan ustadz-ustadzah dulu.
Meski pun senang, semangat, dan berbagai perasaan bahagia lainnya yang timbul saat mendengarkan lagu-lagu tersebut, tapi....seperti ada yang hampa. Membuat saya mudah bosan dan akhirnya memutuskan untuk "mencari inspirasi" dengan membaca, gramedia tentu adalah pilihan mantap di kondisi krisis keuangan seperti sekarang ini. Hihi. Dan akhirnya, saya berjodoh dengan komik itu, membuka cerita itu. Kereeeen....
Muraja'ah. Ah, betapa hal ini selalu saya lakukan dulu saat masih di pesantren. Beberapa juz sempat bercokol di kepala, bahkan berpuluh-puluh hadist teringat dengan baik. Hmm..tapi itu dulu. Ya, semenjak lulus dari pesantren semua ingatan seperti terhapus sedikit demi sedikit oleh pergaulan, kesenangan dunia, dan mungkin juga dosa yang kian menggunung. Maka, hari ini, jangan tanya tersisa berapa juz atau hadist yang saya ingat? Ppfffttthhh..pengen nangis euy!
Tapi, lupa, terlena, belum tentu tak ingin lagi kan? Apalagi, janji akhirat selalu membayangi perbuatan-perbuatan baik seperti menghafal Qur'an ini.
Nah, saya pulang ke kost-an untuk mencoba-coba lagi bermuraja'ah. Dari magrib ke Isya, wuiiihhh benar-benar tidak mudah untuk kembali mengumpulkan ingatan yang entah ada di tumpukan mana. Padahal mengulangnya sudah dengan bantuan folder "Mari Muraja'ah", bersama ust. Musyari Rasyid, seperti di pesantren dulu. Tapi...mengapa susah bener? Sedangkan, lagu? jangan ditanya! Sekali dua kali saya dengar langsung bisa saya ulangi kembali. Bahasa asing susah? Tidak juga, karena beberapa lagu berbahasa Inggris pun bisa saya ingat dengan baik, maka harusnya ini tidak berlaku untuk bahasa Arab.
Ya Rabb, bila ini karena dosa, kumohon ampuni agar bisa segera mengembalikan "kejayaan" di masa lalu itu. aamiin
"Wahai diri, meskipun tidak semudah dulu, bukan berarti kau harus menyerah kan? Bahkan di luar sana ada orang tua yang kekuatan memory-nya sudah berkurang tapi tetap semangat menghafal, di luar sana ada orang yang tidak bisa melihat secara sempurna tapi tetap punya mimpi untuk jadi hafidz-hafidzah. Dan...di luar sana ada orang yang suaranya merdu sekali, cocok untuk jadi penyanyi, mungkin bakal ngetop, tapi dia lebih memilih menjadi pengaji yang selalu bisa melantunkan Al-Qur'an. Kamu? Masa baru gini udah nyerah? Tentu tidak kan?
Lanjut lagi! Bismillah...
Leave a Comment