Ketertinggalan dan Solusi

Sekarang sudah H+187. Down, galau, sedih, nyesek, aaaahhh....pengen nangis!!!!
Bagaimana tidak, saya terpuruk di ruang ketertinggalan, sementara yang lain melesat bagai tak ada jeda. Hiks.

1. Lulus
2. Nikah
3. Keliling Dunia
That's mean
1. Tesis
2. Ta'aruf 
3. Nulis, nulis, nulis

3 hal ini yang dilihat sekilas simple, benar-benar tidak akan merepotkan bila dilaksanakan dengan time management yang baik dan kemauan yang teguh.
Tapiiii...lagi-lagi saya kalah dalam aplikasi, sepertinya demikian. Maka wahai diri, mari kita bedah satu-satu sehingga menemukan solusinya:

1. Tesis, belum ada pergerakan yang berarti. Karena saya merasa tidak punya lagi setumpuk semangat yang dapat memacu untuk melakukan itu. Apalagi ini sesuatu yang baru dalam hidup saya yang untuk mendapatkan clue saja susahnya setengah mati. Kadang datang ke kampus hanya menghabiskan waktu tanpa ada pergerakan yang jelas, karena saya tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Dulu, memang banyak sekali orang, fasilitas serta keadaan yang membantu sehingga skripsi dan TA Apoteker lancar-lancar saja. Kini, saya seperti sebatang kara, ini mungkin hanya perasaan saya saja? Entahlah, yang pasti kondisi ini seperti tidak bersahabat. Dan mungkin benar kata orang, "Telitilah apa yang membuatmu penasaran, agar rasa keingintahuanmu memacumu untuk terus bekerja." Sedang ini? Boro-boro penasaran, saya sama sekali tidak punya ketertarikan dengannya.
So, harus bagaimana? OK, mari kembali menata hati.

Wahai diri, perlu kau tanamkan di hati dan kepalamu baik-baik bahwa Tesis adalah salah satu-satunya jalan untuk keluar dari zona sekolahan, artinya tesis juga merupakan satu-satunya jalan untuk keluar dari beban orang tua, disekolahkan. Terlebih, tesis adalah satu-satunya jalan untuk dapat memijak anak tangga berikutnya di kehidupan, bisa lebih banyak manfaatnya. Maka, apakah alasan ini saja tak cukup untuk memacu semangat itu? Next, susah hanya alasan buat seseorang yang tidak mau berusaha, berhenti di tengah jalan, mudah menyerah, karena pada kenyataannya hal ini juga dialami oleh beberapa rekan di lab, tapi mereka bisa dengan cepat menyesuaikan diri, mereka tidak tidur banyak, terus mencari jalan untuk menyelesaikan apa yang perlu diselesaikan, mengetahui yang perlu diketahui. BERHENTI TERLALU MENYAYANGI DIRIMU SENDIRI!! Mungkin kalimat ini yang paling tepat untuk meng-cut segala bentuk kemanjaan. Dan yang terakhir, penasaran ataupun tidak, sesuatu yang baik akan tetap baik untuk dijalani dan dipelajari lebih dalam, termasuk tentang tugas ini. Di kemudian hari, walaupun tak yakin yang dihasilkan bisa jadi salah satu alternatif yang digunakan manusia, paling tidak bisa menjadi reverensi yang terus ada, meski nyawa sudah tidak di badan.

2. Ta'aruf. Menurut saya, ini yang paling sulit, karena saya dengan segala latar belakang kisah hidup seringkali memaksa hati untuk sangat, sangat, dan sangat pemilih. Kata teman, "Turunkan standarmu!" Tapi sampai sekarang saya masih tidak tahu standar mana yang harus diturunkan. Apalagi, ketika yang dibahas bukan hanya lingkup kriteria saya saja, tapi tentang pertimbangan keluarga. MasyaAllah...berat! Malah yang jelas-jelas hati saya sudah mentolerir, bisa tereliminasi saat ingat lagi kriteria-kriteria keluarga. So?

Do'a adalah senjata pamungkas yang tersisa untuk masalah ini. Saya hanya terus berharap dan bercaya bahwa suatu saat, bagaimanapun keadaan saya dan keadaan jodoh saya kelak, maka semuanya akan dipermudah. Termasuk mungkin ketidakpercayaan saya tentang "Apakah dia bisa diterima dan menerima keluarga saya dengan segala keterbatasannya? Pun saya sebaliknya di keluarganya?" Ah...mungkin saya terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak.
Mari terus berusaha membuka hati wahai diri, memaklumi setiap keadaan yang ada pada diri sendiri maupun orang lain. JANGAN SEPERTI BATU!
Dan jangan lupa, sabar adalah kunci dari banyak pintu, termasuk ini.

3. Nulis. Sebenarnya, ini hal yang paling mudah. Tapi, entah mengapa masih saja saya keteteran. Jawaban dari maslah ini hanya JANGAN MALAS! BACA! Lalu rasakan, kemudian jujurlah pada hati, biarkan dia yang menuntun merangkai kata.

Ingat selalu ini, "ORANG LAIN SUDAH DI BULAN, MASA' KAMU MASIH DI BUMI"????
MATI, TIDAK MENUNGGU KESUKSESANMU!!!
Deadline your life!
Semangat!

2 komentar:

  1. senyum senyum sendiri loh bacanya hihii,seperti yang sedang saya alami juga :)
    makasih mba sedikit termotivasi

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.