My Brilliant Life
.jpg)
bertanya pada orang-orang yang sekarat. "My Brilliant Life", sebuah film yang kembali mengingatkan saya tentang betapa beruntungnya saya ini, lagi-lagi jauh bila ingin diperbandingkan dengan kehidupan orang lain.
Seorang anak menderita penyakit Progeria Syndrome. Sebuah penyakit yang memberinya waktu 17 tahun saja untuk tinggal di bumi. Konon, penyakit ini merupakan penyakit langka, diidap oleh penderita akibat adanya mutasi. Pertumbuhan fisiknya terhenti, sehingga sepintas ia seperti anak kecil, namun pertumbuhan sel-sel dan organ-organnya terus berkembang dengan cepat, sehingga ia malah terlihat seperti seorang kakek. Ya, kakek kecil.
Dikisahkan bahwa anak yang bernama A-reum ini adalah anak berhati mulia. Sehingga ayahnya pernah berkata, "Seharusnya, anak baik sepertimu tidak menderita penyakit seperti ini." Sambil terisak menahan sedih. A-reum suka menulis, ia menulis cerita tentang ayah dan ibunya, judulnya sama seperti judul film ini. Dia bertutur betapa indah hidupnya meski singkat, karena telah menjadi anak dari ayah dan ibunya.
Untuk lebih jelasnya, silahkan nonton sendiri. Hehe...
Bercucuran air mata saya nonton film ini, karena saya seperti tertampar-tampar lagi ketika saya dapati bahwa betapa banyak waktu yang saya sia-siakan akhir-akhir ini, pun yang lalu-lalu. Saya tidak pernah membayangkan bagaimana jadinya bila saya berada di posisi si A-reum. Memang benar adanya, bahwa "waktu senggang itu melenakan". Seperti terlupa akan janji "Demi Masa" di surah Al-Ashr. Napas terhenti? Ah, jauh dari ingatan saya!
Akhirnya, saya benar-benar merugi. Tanpa terasa, semuanya bergulir sebelum saya benar-benar membuka mata bahwa saya telah kehilangan banyak moment penting yang harusnya saya gunakan sebaik mungkin, karena seperti di film ini, tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama, jatah hidup yang sama.
Oh, My Brilliant Life! Thanks to Allah atas segala nikmat dan kesempatan yang diberikan. Meski kepada orang yang selalu terlena oleh tipu daya waktu, seperti saya ini. Hiks.
Betapa saya sering lupa, nasehat-nasehat :
Kata ustadz, "Orang yang paling beruntung adalah orang yang panjang umurnya dan paling banyak amalannya."
"Orang yang cerdas adalah orang yang menyadari adanya limit waktu." (Dr. Mu'inudinillah Bazir)
"Bila mentari di sore hari, masih adakah kesempatan untuk beramal lagi?" (B.S, Wibowo)
dan lain-lain.
Tapi sudahlah, tak ada yang sia-sia termasuk waktu yang terbuang percuma. Paling tidak, ia dapat menyadarkan kita bahwa seharusnya tidak demikian adanya. Karena pada akhirnya, sudah nampak jelas kerugian bertubi-tubi.
Kini saatnya untuk kembali BERGERAK!
Mari mensyukuri Our Briliant Life!
Bismillah...
Leave a Comment