Patofisiologi Endokrin
Sistem endokrin melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam
aliran darah.
Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mjar sekresi internal) terdiri dari sekelompok organ.
Fungsi utamanya: menghasilkan dan melengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
3. Biguanida
Hipertiroidisme
Gugup, ansietas, palpitasi, emosi yang tidak stabil, sangat mudah lemas, menstruasi yang tidak teratur , kehilangan berat badan, diare, dan lemah otot.
Hipotiroidisme
Pengobatan Hipotiroidisme
Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mjar sekresi internal) terdiri dari sekelompok organ.
Fungsi utamanya: menghasilkan dan melengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Organ utama:
Hipotalamus
Kelenjar hipofisa
Kelenjar tiroid
Kelenjar paratiroid
Pulau-pulau pankreas
Kelenjar adrenal
Buah zakar
Indung telur.
Hipotalamus
Kelenjar hipofisa
Kelenjar tiroid
Kelenjar paratiroid
Pulau-pulau pankreas
Kelenjar adrenal
Buah zakar
Indung telur.
Penyakit
Kelainan pada Sistem Endokrin
1. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus tipe 1- Dikarakterisasi oleh hiperglisemia
- Kadar glukosa puasa lebih besar atau sama dengan 126 mg/dL atau pada 2 jam setelah makan lebih besar atau sama dengan 200 mg/dL atau HbA1c 8%. Jika kadar glukosa 2 jam setelah makan > 140 mg/dL tetapi lebih kecil dari 200 mg/dL dinyatakan glukosa tolerensi lemah
- Terjadi abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, atau neuropati.
- Terjadi 10% dari semua kasus diabetes dan terjadi sebelum usia 30 tahun
- Karena kerusakan sel b pankreas akibat autoimun.
- Manifestasi Klinis : Kurus, setelah beberapa hari 20-40% pasien mengalami poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan bobot badan.
- Cenderung berkembang menjadi diabetes ketoasidosis (DKA) karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormon glukagon.
- Ditandai dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet.
- Lebih disebabkan oleh gaya hidup (kelebihan kalori, kurangnya olahraga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetik.
- Manifestasi Klinik: Sering asimptomatik. Muncul komplikasi dapat mengindikasikan.
- Pada diangnosis umum terdeteksi alergi, poliuria, nokturia, dan polidipsia, sedangkan penurunan bobot badan secara signifikan jarang terjadi.
Gejala sering
asimptomatik. Muncul komplikasi dapat mengindikasikan.
Pada diangnosis umum terdeteksi
alergi, poliuria, nokturia, dan polidipsia, sedangkan penurunan bobot badan
secara signifikan jarang terjadi.
Terapi
1. Insulin
Mekanisme
: menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa perifer
dan penghambat produksi glukosa hepatik.
Indikasi
: DM tipe 1 dan 2 yang gula darahnya tidak dapat dikendalikan dengan diet dan
antidiabetik oral, DM dengan berat badan yang menurun cepat, DM dengan
komplikasi akut, DM paskabedah pankreas, Ketoasidosis dan koma hiperosmolar, DM
dengan kehamilan.
Peringatan :
Kadar gula darah dipantau
Efek samping :
hipoglikemia, reaksi alergi
Interaksi obat : Sejumlah obat dapat meningkatkan dan
menurunkan efek hipoglikemik, penyesuaian dosis insulin harus dilakukan jika
bersamaan dengan obat-obat tertentu
2. Sulfonilurea
- Klorpropamid
Mekanisme
: Merangsang sekresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta
pankreas masih dapat berproduksi.
Indikasi
: NIDDM ringan-sedang
Kontraindikasi
: Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis
Peringatan
: Pengguaan hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan ginjal.
Efek Samping :
Gejala saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hematologik termasuk
trombositopenia, agranulossitosis, dan anemia aplastik dapat terjadi walau
jarang sekali. Klorpropamid dapat meningkatkan ADH, dengan frekuensi sangat
jarang menyebabkan hiponatremia dan fotosensitivitas. Hipoglikemia dapat
terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat; juga pada gangguan
fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut.
- Glikazid, Glibenklamid, Glipizid, Glikuidon, Glimepirid, Tolbutamid
Indikasi : NIDDM ringan-sedang
Kontraindikasi, Peringatan,
interaksi, dan efek samping : Lihat Kloropamid
Metformin
Hidroklorida
Mekanisme
: Menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan pengggunaan gukosa di jaringan
Indikasi :
NIDDM yang gagal dikendalikan dengan diet dan sulfonilurea, terutama pada
pasien yang gemuk
Kontraindikasi
: gangguan fungsi ginjal atau hati, predisposisi asidosis laktat, gagal
jantung, infeksi atau trauma berat, dehidrasi, alkoholisme, wanita hamil,
wanita menyusui
Peringatan :
Pengguaan hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan ginjal.
Efek samping :
mual, muntah, anoreksia, dan diare yang selintas; asidosis laktan; gangguan
penyerapan vitamin B12.
4. Tiazolidindion
Mekanisme : Meningkatkan
sensitivitas insulin pada otot dan jaringan adiposa dan menghambat
glukoneogenesis hepatik
Pioglitazon
Indikasi
: Hiperglikemia
Kontraindikasi :
Hipersensitivitas terhadap pioglitazon
Peringatan
: Hentikan terapi jika ditemukan gangguan hati, gangguan jantung, dan kehamilan
Interaksi obat :
Atovarstatin dan ketokonazol mempengaruhi piogliitazon. Pioglitazon
mempengaruhi atorvastatin, midazolam,
nifedipin, kontrasepsi oral.
Efek samping
: udem, sakit kepala, hipoglikemia, mialgia, faringitis, sinusitis, gangguan
gigi, infeksi saluran pernapasan atas.
Rosiglitazon
Indikasi
: Hiperglikemia
Kontraindikasi
: Hipersensitif terhadap rosiglitazon
Peringatan
: Hentikan terapi jika ditemukan gangguan hati, gangguan jantung, dan kehamilan
Efek samping :
Nyeri punggung, sakit kepala, hiperglikemia, luka, sinusitis, anemia ketika
digunakan bersamaan dengan metformin, udem ketika digunakan bersamaan dengan
insulin
5. Penghambat alfa-glukosidase
Akarbosa
dan Moglitol
Mekanisme
: Menghambat alpa-glukosidase sehingga mencegah penguraian sukrosa dan
karbohidrat kompleks dalam usus halus dengan demikian memperlambat dan
menghambat penyerapan karbohidrat
Indikasi :
Sebagai tambahan terhadp sulfonilurea atau biguanid pada DM yang tidak dapat
dikendalikan dengan obat atau diet
Kontraindikasi
: Anak usia di bawah 12 tahun, wanita hamil, wanita menyusui, kolitis
ulseratif, obstruksi usus, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal berat,
hernia, riwayat bedah abdominal
Peringatan :
Daoat meningkatkan efek hipoglikemik insulin; bila digunakan dosis tinggi,
transaminase hati perlu dimonitor
Efek samping :
Flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, ikterus, hepatitis
2. Gangguan Tiroid
Gangguan tiroid mencakup berbagai
penyakit yang mempengaruhi produksi hormon tiroid atau sekresi yang menyebabkan
perubahan dalam stabilitas metabolik.
Hipertiroidisme
Kondisi terlalu banyaknya hormon tiroksin
(T3 atau T4 atau keduanya) yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid di dalam tubuh.
Metabolisme menjadi cepat.
Kondisi yang menyebabkan hipertiroidisme:
- Pada penyakit Grave, hipertiroid terjadi karena aktivitas langsung antibodi yang menstimulus tiroid secara langsung terhadap reseptor tirotropin pada permukaan sel tiroid.
- Tumor paratiroid yang menyebabkan peningkatan pelepasan hormon paratiroid sehingga terjadi kerusakan sel di dalam tulang dan perekrutan kalsium secara besar-besaran di dalam aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan arteroskerosis, tekanan darah meningkat, hingga stroke, serta dapat pula menyebabkan gagal ginjal, kehilangan memori, dan lain-lain.
Gugup, ansietas, palpitasi, emosi yang tidak stabil, sangat mudah lemas, menstruasi yang tidak teratur , kehilangan berat badan, diare, dan lemah otot.
Hipotiroidisme
- Sebagian besar pasien hipotiroid memiliki kegagalan tiroid (hipotiroidisme primer) yang disebabkan oleh tiroiditis autoimun kronik (penyakit Hashimoto), defisiensi iod, kekurangan enzim, hipoplasia tiroid, dan goitrogen. Sedangkan kegagalan pituaitari jarang terjadi
- Pada penyakit Hashimoto, respon imun menyebabkan tiroid kehilangan kemampuan untuk menghasilkan hormon tiroid
1. Obat antitiroid
Karbimazol, Propiltiourasil, Kalium
Iodida, Garam Tiroksin, Levotiroksin
2. Beta Bloker
Pada umumnya digunakan sebagai
terapi tambahan dengan obat-obatan antitiroid, RAI (Radioactive Iodine), atau
iodida untuk penyakit Grave atau nodul-nodul tiksik, pada persiapan untuk
operasi kelenjar tiroid. Beta bloker adalah terapi utama untuk tiroiditis dan
iodin penginduksi hipertiroidisme.
Contoh obat: Propanolol
3. Iodin Radioaktif
Natrium iodida 131 (131I) merupakan larutan oral yang
terkonsentrasi di tiroid dan mengganggu sintesis hormon dengan penggabungan
hormon tiroid dan tiroglobulin.
Leave a Comment