Patofisiologi Endokrin

Sistem endokrin melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
       

Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mjar sekresi internal) terdiri dari sekelompok organ.

Fungsi utamanya: menghasilkan dan melengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. 

Organ utama:
Hipotalamus
Kelenjar hipofisa
Kelenjar tiroid
Kelenjar paratiroid
Pulau-pulau pankreas
Kelenjar adrenal
Buah zakar
Indung telur.
Penyakit Kelainan pada Sistem Endokrin
1. Diabetes Melitus
       Diabetes Melitus tipe 1
  • Dikarakterisasi oleh hiperglisemia
  • Kadar glukosa puasa lebih besar atau sama dengan 126 mg/dL atau pada 2 jam setelah makan lebih besar atau sama dengan 200 mg/dL atau HbA1c  8%. Jika kadar glukosa 2 jam setelah makan > 140 mg/dL tetapi lebih kecil dari 200 mg/dL dinyatakan glukosa tolerensi lemah
  • Terjadi abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, atau neuropati. 
  • Terjadi 10% dari semua kasus diabetes dan terjadi sebelum usia 30 tahun
  • Karena kerusakan sel b pankreas akibat autoimun.
  • Manifestasi Klinis : Kurus, setelah beberapa hari 20-40% pasien mengalami poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan bobot badan.
  • Cenderung berkembang menjadi diabetes ketoasidosis (DKA) karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormon glukagon.
        Diabetes Melitus tipe 2
  • Ditandai dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet.
  • Lebih disebabkan oleh gaya hidup (kelebihan kalori, kurangnya olahraga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetik.
  • Manifestasi Klinik: Sering asimptomatik. Muncul komplikasi dapat mengindikasikan.
  • Pada diangnosis umum terdeteksi alergi, poliuria, nokturia, dan polidipsia, sedangkan penurunan bobot badan secara signifikan jarang terjadi.


Gejala sering asimptomatik. Muncul komplikasi dapat mengindikasikan.

Pada diangnosis umum terdeteksi alergi, poliuria, nokturia, dan polidipsia, sedangkan penurunan bobot badan secara signifikan jarang terjadi.

Terapi
1. Insulin
Mekanisme : menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa perifer dan penghambat produksi glukosa hepatik.

Indikasi : DM tipe 1 dan 2 yang gula darahnya tidak dapat dikendalikan dengan diet dan antidiabetik oral, DM dengan berat badan yang menurun cepat, DM dengan komplikasi akut, DM paskabedah pankreas, Ketoasidosis dan koma hiperosmolar, DM dengan kehamilan.

Peringatan : Kadar gula darah dipantau

Efek samping : hipoglikemia, reaksi alergi
Interaksi obat : Sejumlah obat dapat meningkatkan dan menurunkan efek hipoglikemik, penyesuaian dosis insulin harus dilakukan jika bersamaan dengan obat-obat tertentu

2. Sulfonilurea
  • Klorpropamid

Mekanisme : Merangsang sekresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat berproduksi.

Indikasi : NIDDM ringan-sedang

Kontraindikasi : Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis

Peringatan : Pengguaan hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan ginjal.

Efek Samping : Gejala saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hematologik termasuk trombositopenia, agranulossitosis, dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali. Klorpropamid dapat meningkatkan ADH, dengan frekuensi sangat jarang menyebabkan hiponatremia dan fotosensitivitas. Hipoglikemia dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat; juga pada gangguan fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut.

  • Glikazid, Glibenklamid, Glipizid, Glikuidon, Glimepirid, Tolbutamid

Indikasi : NIDDM ringan-sedang

Kontraindikasi, Peringatan, interaksi, dan efek samping : Lihat Kloropamid

3. Biguanida
Metformin Hidroklorida

Mekanisme : Menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan pengggunaan gukosa di jaringan

Indikasi : NIDDM yang gagal dikendalikan dengan diet dan sulfonilurea, terutama pada pasien yang gemuk

Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal atau hati, predisposisi asidosis laktat, gagal jantung, infeksi atau trauma berat, dehidrasi, alkoholisme, wanita hamil, wanita menyusui

Peringatan : Pengguaan hati-hati pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan ginjal.

Efek samping : mual, muntah, anoreksia, dan diare yang selintas; asidosis laktan; gangguan penyerapan vitamin B12.

4. Tiazolidindion
Mekanisme : Meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan adiposa dan menghambat glukoneogenesis hepatik

Pioglitazon

Indikasi : Hiperglikemia

Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap pioglitazon

Peringatan : Hentikan terapi jika ditemukan gangguan hati, gangguan jantung, dan kehamilan

Interaksi obat : Atovarstatin dan ketokonazol mempengaruhi piogliitazon. Pioglitazon mempengaruhi  atorvastatin, midazolam, nifedipin, kontrasepsi oral.

Efek samping : udem, sakit kepala, hipoglikemia, mialgia, faringitis, sinusitis, gangguan gigi, infeksi saluran pernapasan atas.

Rosiglitazon

Indikasi : Hiperglikemia

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap rosiglitazon

Peringatan : Hentikan terapi jika ditemukan gangguan hati, gangguan jantung, dan kehamilan

Efek samping : Nyeri punggung, sakit kepala, hiperglikemia, luka, sinusitis, anemia ketika digunakan bersamaan dengan metformin, udem ketika digunakan bersamaan dengan insulin

5. Penghambat alfa-glukosidase
Akarbosa dan Moglitol

Mekanisme : Menghambat alpa-glukosidase sehingga mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus halus dengan demikian memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat

Indikasi : Sebagai tambahan terhadp sulfonilurea atau biguanid pada DM yang tidak dapat dikendalikan dengan obat atau diet

Kontraindikasi : Anak usia di bawah 12 tahun, wanita hamil, wanita menyusui, kolitis ulseratif, obstruksi usus, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal berat, hernia, riwayat bedah abdominal

Peringatan : Daoat meningkatkan efek hipoglikemik insulin; bila digunakan dosis tinggi, transaminase hati perlu dimonitor

Efek samping : Flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, ikterus, hepatitis

2. Gangguan Tiroid
Gangguan tiroid mencakup berbagai penyakit yang mempengaruhi produksi hormon tiroid atau sekresi yang menyebabkan perubahan dalam stabilitas metabolik. 


Hipertiroidisme 
Kondisi terlalu banyaknya hormon tiroksin (T3 atau T4 atau keduanya) yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid di dalam tubuh.

Metabolisme menjadi cepat.
Kondisi yang menyebabkan hipertiroidisme:
  • Pada penyakit Grave, hipertiroid terjadi karena aktivitas langsung antibodi yang menstimulus tiroid secara langsung terhadap reseptor tirotropin pada permukaan sel tiroid. 
  • Tumor paratiroid yang menyebabkan peningkatan pelepasan hormon paratiroid sehingga terjadi kerusakan sel di dalam tulang dan perekrutan kalsium secara besar-besaran di dalam aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan arteroskerosis, tekanan darah meningkat, hingga stroke, serta dapat pula menyebabkan gagal ginjal, kehilangan memori, dan lain-lain.
Gejala Hipertiroidisme:

Gugup, —ansietas, —palpitasi, —emosi yang tidak stabil, sangat mudah lemas, —menstruasi yang tidak teratur , kehilangan berat badan, diare, dan lemah otot.

Hipotiroidisme 
  • Sebagian besar pasien hipotiroid memiliki kegagalan tiroid (hipotiroidisme primer) yang disebabkan oleh tiroiditis autoimun kronik (penyakit Hashimoto), defisiensi iod, kekurangan enzim, hipoplasia tiroid, dan goitrogen. Sedangkan kegagalan pituaitari jarang terjadi
  • Pada penyakit Hashimoto, respon imun menyebabkan tiroid kehilangan kemampuan untuk menghasilkan hormon tiroid
Pengobatan Hipertiroidisme
1. Obat antitiroid

Karbimazol, Propiltiourasil, Kalium Iodida, Garam Tiroksin, Levotiroksin

2. —Beta Bloker

Pada umumnya digunakan sebagai terapi tambahan dengan obat-obatan antitiroid, RAI (Radioactive Iodine), atau iodida untuk penyakit Grave atau nodul-nodul tiksik, pada persiapan untuk operasi kelenjar tiroid. Beta bloker adalah terapi utama untuk tiroiditis dan iodin penginduksi hipertiroidisme.

Contoh obat: Propanolol

3. —Iodin Radioaktif

Natrium iodida 131 (131I) merupakan larutan oral yang terkonsentrasi di tiroid dan mengganggu sintesis hormon dengan penggabungan hormon tiroid dan tiroglobulin.

 Pengobatan Hipotiroidisme
 













 








Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.