Produksi dan Standarisasi Bahan Alam (II) - Pengembangan Obat Tradisional
Pengembangan obat tradisonal ini memang bisa dibilang ilmu yang multidisiplin banget. Bayangin aja, untuk mengmbangkan suatu obat tradisional kita harus melihat dari banyak aspek keilmuan, diantaraya Farmakognosi, Etnobotani, Etnofarmakologi, Agroindusti, Agronomi, Kimiawi Tumbuhan, Farmakologi dan Toksikologi, Teknologi Farmasi, Kedoteran, dll.
Buku-buku acuannya ya selain yang telah disebutkan sebelumnya, FHI, bisa juga didukung sama buku-buku seperti Materia Medika, Tumbuhan Obat Indonesia, Tumbuhan Obat Keluarga, Cara Pembuatan Simplisia, Formularium Obat Tradisional, dll.
Sedangkan peraturan-peraturan yang terkait diantaranya Permenkes terkait Izin Usaha Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, Permenkes tentang Fitofarmaka, dan SK menkes tentang pedoman fitofarmaka.
Lemaga-lembaga yang terkait dengan pengembangan obat tradisional ialah Litbang Departemen Kesehatan, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah (Balitro), SP3T (Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional), Perguruan Tinggi, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), LIPI, dan Industri.
Riset yang diakukan dapat berupa riset dasar dan riset terapan yang dilakuakan oleh Perguruan Tinggi dan KMNRT (Kementrian Negara Riset dan Teknologi), Pilot Project (KMRT dan Industri), serta Komersialisasi oleh Industri.
Selanjutnya Bagaiman OBA dikembangkan?
OBA dikembangkan dengan mempertimbangkan Rasionalisasi dan Scientifikasi.
Berikut beberapa contoh OBA:
1. Herba Epimidi (Epimedium sagittatum)
Menganndung senyawa flavonoid, icariin, noricariin, dan desometilicariin yang diuji efeknya dan terbukti berkhasiat baik pada sistem kardiovaskular (meningkatkan aliran darah koroner kelinci/hipotensif), sistem endokrin (20-40 mg ekstrak setara dengan 0,75 mikrogram androgen), dan fungsi imunologis (meningkatkan abnominal makrofag). Sehingga OBA ini dapat digunakan pada terapi gangguan jantung (3-6 g/hari), neurasthenia (3-9 g/hari), climateric syndrome, serta untuk leukopenia kronik.
2. Ginkgo Biloba
Mengandung senyawa Ginkgolida dn Bilobalida (glikosida flavonoid 22-27% dan terpen lakton 5-7%) yang memiliki khasiat untuk meningkatkan laju aliran darah, menghambat/menurunkan edema pada otak dan pada retina, meningkatkan memori dan kemampuan belajar, menangkal radikal. Pada ujinya dilakukan pada pasien demensia, vertigo dan tinnitus dengan dosis 120-240 mg ekstrak 3 kali/hari. Dari uji tersebut diperoleh hasil yang signifikan dibanding obat sintetik.
3. Daun Mimba (Azadiractha indica)
Mengandung senyawa flavanoid yaitu antosianidin (flavylium) yang berkhasiat sebagai antidiabetes. Hal ini telah diujikan kepada hewan coba (tikus) pada dosis 30, 60, dan 90 mg/bb tikus menunjukkan penurunan kadar gula darah yang signifikan dengan penggunaan aloksan.
4. Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb.)
Memiliki kandungan Curcumin yang berkhasiat sebagai antiinflamasi dan anti hepatototoksik. Selain itu ia juga memiliki kandungan protein, minyak atsiri, karbohidrat lainnya. Kandnungan borneol diketahui berkhasiat untuk penyembuhan luka, dll.
5. Akar Wangi (Vetiveria zizanoide)
Mengandung senyawa vetiverols, seskueiterpen, karbonil, dan ester. Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai parfum, aroma terapi, mencegah bau mulut, obat rematik, obat luka, obat demam, antioksidan, antijamur, antikanker, dan gangguan ginjal
Buku-buku acuannya ya selain yang telah disebutkan sebelumnya, FHI, bisa juga didukung sama buku-buku seperti Materia Medika, Tumbuhan Obat Indonesia, Tumbuhan Obat Keluarga, Cara Pembuatan Simplisia, Formularium Obat Tradisional, dll.
Sedangkan peraturan-peraturan yang terkait diantaranya Permenkes terkait Izin Usaha Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, Permenkes tentang Fitofarmaka, dan SK menkes tentang pedoman fitofarmaka.
Lemaga-lembaga yang terkait dengan pengembangan obat tradisional ialah Litbang Departemen Kesehatan, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah (Balitro), SP3T (Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional), Perguruan Tinggi, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), LIPI, dan Industri.
Riset yang diakukan dapat berupa riset dasar dan riset terapan yang dilakuakan oleh Perguruan Tinggi dan KMNRT (Kementrian Negara Riset dan Teknologi), Pilot Project (KMRT dan Industri), serta Komersialisasi oleh Industri.
Selanjutnya Bagaiman OBA dikembangkan?
OBA dikembangkan dengan mempertimbangkan Rasionalisasi dan Scientifikasi.
Berikut beberapa contoh OBA:
1. Herba Epimidi (Epimedium sagittatum)
Herba Epimidi |
2. Ginkgo Biloba
Gingko Biloba |
3. Daun Mimba (Azadiractha indica)
Daun Mimba |
Temulawak |
Memiliki kandungan Curcumin yang berkhasiat sebagai antiinflamasi dan anti hepatototoksik. Selain itu ia juga memiliki kandungan protein, minyak atsiri, karbohidrat lainnya. Kandnungan borneol diketahui berkhasiat untuk penyembuhan luka, dll.
5. Akar Wangi (Vetiveria zizanoide)
Akar Wangi |
Leave a Comment